Cahaya


Kucoba membuka kembali kenangan dalam keagungan kandunganmu. Mataku terpejam. Tak ada cahaya. Hanya gelap menemaniku. Aku memutar tubuhku, ketika tangan halusmu mengelus kepalaku penuh kasih. Begitu damainya, ibu.

Aku yakin kau menjadi saksi ketika Allah memberikan pengetahuan bahwasanya hanyalah Allah, Tuhan yang patut disembah tiada duanya. Aku berikrar penuh khidmat wahai ibu. Ketika usiaku hampir genap sembilan bulan dalam kandunganmu, aku melihat peri kecil dalam penglihatanku dan kelak kuketahui mereka adalah Malaikat. Aku bertanya "Kapan aku akan melihat cahaya?". Mereka menjawab "Kelak kau akan melihat Matahari, Bulan dan Bintang. Akan tetapi cahaya yang paling terang adalah kasih sayang ibumu."

Comments

Popular posts from this blog

Sebilah Sayab Bidadari. Memorilibia 7,9 SR.

Leutika adalah Rumah Impian Penulis Indonesia

AUDISI TRUE STORY OF JOMBLO: "STATUS" GALAU PARA JOMBLO